Kamis, 15 November 2012

Taman Nasional Gede-Pangrango, Gunung Mas, Telaga Warna, Cisarua, Baranang Siang-Bogor












Ini adalah catatan perjalanan pertama kali saya  sepedaan  turun dari puncak pass.










1 Muharram 1434H (15 Oktober 2012) - berawal dari telpon sohib lama, Bowo, beberapa hari sebelumnya. Kita mau sepedaan ke puncak, ikutan yuk... tanpa pikir panjang langsung disanggupin :), sekalian jajal sepeda yang sudah 1 bulan dibeli. Juga sudah lama mengimpikan turun gunung dari puncak pass, dan membawa sepeda ini ke habitat asli nya.



My Lil' Monsta

si Mongoose Boot'R, ini adalah tipe sepeda full-suspension dengan konstruksi chassis peruntukan Down-Hill; yang unik dari seri ini adalah mempunyai link tambahan, yang disebut free-ride (lih. gambar dibawah ada dua buah hub yang di samping kanan pedal) oleh manufacturer nya, yang di klaim bahwa sepeda jenis DH ini, masih nyaman digunakan untuk cross-country (XC).






Kamis subuh pk 4.30, setelah sholat subuh, saya telpon Bowo. Ok, kita nanti ketemuan di tol jatibening. "kita keluar rumah jam 5an, jam 5.30 gw jemput temen di jatiwaringin, trus meluncur ke pintu tol jatibening jam 5.45 jemput lo disana. dari situ berangkat ke puncak"

Sampai di jatibening jam 5.20, nunggu di perumahan vila jatibening tol.. sampai jam 6 masih belum ada kabar, seperti nya telat nih... akhir nya makan bubur dulu didepan pos polisi. jam 6.20 baru ada tlp dari bowo kalo mereka kebablasan keluar tol jatibening, jadi akhirnya kita janjian di pintu tol kalimalang, Tol JORR.

Setelah loading sepeda ke Innova hitam nya bowo, jadi total ada 3 sepeda di mobil ini, satu lagi adalah temen kantor nya bowo, Fidi. Disopiri, ipang, innova hitam membawa 3 goweser yang sudah gak sabar untuk ke puncak.



Ditengah perjalanan, Adam (rekan kantor nya Bowo yang join gowes puncak ini) telpon, kalo di exit tol ciawi sudah macet panjang, waktu menunjukkan pukul jam 7an pagi. Singkat cerita, akhirnya ktia memutuskan gowes di sekitaran Bogor, innova hitam yang dibawa ipang langsung meluncur keluar exit tol bogor dan berhenti di hoka-hoka bento, sekitar 100 meter dari lampu merah baranang siang bogor. Sambil menunggu Adam yang puterbalik dari exit tol ciawi kembali ke arah rumah nya, di Bogor.

Akhir nya 4 goweser ini (Bowo, Fidi, Adam dan saya sendiri) kumpul di parkiran hoka-hoka bento, jl padjajaran bogor. karena hari sudah siang dan tidak ada yang tahu rute MTB di bogor, akhir nya kita memutuskan untuk on-road saja di sekitaran bogor.


Sebelum pertigaan ke arah jalan tajur, ketemu 2 goweser yang sedang menawar angkot untuk naik ke puncak. Mereka ( Budi dan Andri) adalah tetanggaan yang sudah beberapa kali ke puncak dan hafal rute-2 disana, mereka gowes dari rumah mereka di Koja, Jakarta Utara ke Terminal Tanjung Priok, naek bisa ke baranang siang, Bogor. dan rencananya naik angkot ke Puncak Pass.
posisi My Lil' Monsta di angkot...hiksss lecet2 dahhh x_X
kita membujuk mereka untuk menjadi marshall dirombongan dan join rombongan sepeda mereka, untuk turun dari jalur NuRA (nama yang dikenal dikalangan goweser, untuk jalur baru dari RA : restoran Rindu Alam)

Sepeda masuk ke angkot, dengan 3 sepeda di dalam masing-2 angkot...perjalanan menanjak jl raya tajur, sampai perempatan sukabumi...macet parah di perempatan ini, angkot lalu memotong jalan menuju gadog... sampai gadog lanjut lagi ke atas.. total perjalanan sekitar 1 jam lebih. Setelah membayar tiket masuk ke Taman Nasional Gede-Pangrango, angkot masih naek sekitar 1Km ke atas.

Jam 10:10, semua sepeda dan gear perlengkapan sudah siap untuk turun...sebelumnya tidak lupa untuk mengabadikan momen penting ini :). foto dari kiri - kanan; Adam, Budi, Fidi, Bowo, dan saya... yang ambil foto ini: Andri.




Ini adalah starting point kita untuk lokasi NuRA, langsung turunan sekitar 200 meter, dan langsung excited dengan MyLilMonsta... ngebut diturunan, alhasil beberapa meter terjerembab dengan kondisi senderan ke bukit tanah di sisi kiri jalan... gak ada lecet ataupun luka, dengan perasaan masih riang gembira hehehe... langsung gowes lagi sampai ketemu tanjakan.. 

nah disini 'penderitaan' dimulai, tanjakkan beberapa ratus meter ini, ngebuat harus menenteng sepeda (TTB istilah goweser) dengan nafas sudah tersengal-sengal. Karena walo dengan tambahan hub Free-ride, tetapi ada 2 hal yang membuat extra tenaga untuk melahap tanjakan dengan sepeda jenis ini.

1. Ban; dengan merk Kenda, tipe EXCAVATOR - stick-e dan profile 26x 2.50 juga kembang yang tebal2, ngebuat ban sangat napak ditanah.
2. jenis Fork, istilah untuk suspensi depan di sepeda, yang model double crown dan ketinggian, istilahnya travel 210mm, ngebuat tongkrongan sepeda udah nge-trail duluan.


Akhirnya...setelah tanjakan panjang itu, dan istirahat mengatur nafas dan minum beberapa teguk pocari sweat.......

turunannnnnnnnnn,yeaHHHHH!!! seperti moto nya mongoose: 

The trail goes on forever and the party never ends..


jalan setapak, hutan tropis Gede-Pangrango , dilahap abisss... beberapa tikungan, jumping alami, dengan genangan air sisa-2 hujan. tetapi tanah nya bersahabat, serasa empuk jalanan dan juga tidak nempel di ban, sehingga daya cengkram sangat baik, di topang suspensi depan yang di set paling empuk dan juga suspensi belakang Van-R bekerja dengan baik, sehingga handling roda belakang sangat jossss ketika melewati beberapa rintangan.

akhir nya Budi the Marshall yang jalan paling depan, dan disusul saya berhenti di stop-an pertama untuk menunggu rekan yang lain. Tidak lupa saya minta foto narsis nya duluu..hehehe

Narsis duluuuu....:D

Budi The Marshall

Beberapa saat kemudian, muncul Andri, lalu Adam, Fidi dan Bowo.

Bowo

Adam
Fidi


Setelah istirahat sejenak, langsung lanjut lagii,, menuju puncak gunung mas... posisi disini ketika pada melaju dialam hutan. terasa seperti gowes sendirian di hutan yang gelap, karena posisi marshall didepan dan rekan yang di belakang juga tidak keliatan... fiuhhh sambil ditemani beberapa monyet hutan membuat gowes ini semakin seru :DDD

trek berikut nya ada beberapa jumping yang sudah dibuat, dan makin seru sampai akhirnya kita berhenti untuk siap2 ke turunan yang sangat curam dan tidak lupa untuk narsis lagiii..


Setelah turunan curam ini, kaca mata yang saya gunakan ternyata terlalu gelap, tidak membantu penentuan jalan yang aman, sehingga untuk kedua kali nya terjerembab ke sisi kiri, (kali ini sebelah kanan nya adalah jurang) alhasil kelingking kiri pendarahan dalam dan lecet di dengkul kiri... oiya, awal gowes di bogor, karena rencana nya hanya on-road ,sehingga semua peralatan pelindung dengkul dan siku tidak digunakan, ditinggal di innova...hmmm not a good decision..



Posisi saya masih terus ngikutin Marshall,,,jadi selalu ada waktu untuk narsis,,hehehe
Dari sini, turun lagi ke arah vila..




Sebelah kiri Adam, diikuti Bowo dan Fidi.



Setelah sampai gunung mas, waktu menunjukan sekitar 11.30... marshall menawarkan kalo kita kembali lagi naek ke TW (singkatan untuk Telaga Warna), dan rekan-2 yang lain tidak ada yg menolak.... masih tersihir oleh The Trail Goes On Forever and The Party Never Ends....



keluar dari komplek Gunung Mas,,,kita menunggu tumpangan yang cocok untuk naek ke atas... ada rombongan (sekitar 4 goweser) yang sedang menunggu hal yang sama. akhir nya ada truk engkel yang lewat dan kosong, naiklah 10 sepeda dan goweser ke atas truk terbuka itu...dengan sepeda tersusun rapi secara melintang dan selang-seling... diantara sepeda itu para goweser duduk di tepi sambl memegang sepedanya masing-2.... ini (lagi) merupakan pengalaman yang seru bangetttt :))

tapi karena proses loading yang cepat dan jarak yang tidak terlalu jauh (untuk ukuran truk ini), sehingga lupa untuk foto-2 di atas truk engkel itu. ketika sampai Telaga Warna, sempat salah satu goweser dari rombongan itu yang naksir dengan si Mongoose, hehehe.. maaf saya bilang, ini saya baru aja nemuin asik nya pake sepeda ini :) 



Seperti ini Truk Engkel yang mengangkut 10 sepeda beserta goweser nya itu, pas banget untuk angkut 10  sepeda full-bike (tanpa copot ban).



...to be continue (next report: telaga warna/TW.... tanjakan, rem jebol, ban kempes dan pencarian rute pulang)